"Menakjubkan seluruh perkara seorang mukmin! Seluruh perkaranya baik baginya..."
~ Rasulullah dalam hadist riwayat Muslim ~

Terdapat sebuah kalimat yang maknanya menjadi salah satu prinsip hidup yang tertanam dengan baik dalam setiap sahabat nabi. Dalam terjemahan teks bahasa Indonesia kalimat ini akan memiliki arti, "Tidak akan menimpa kami kecuali apa yang telah Allah tetapkan kepada kami." Namun, dalam pemaknaan bahasa arab, kata ilaina dan 'alaina memiliki perbedaan meski jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya akan sama. Kalimat itu adalah...

"Laa yushiibanna illa maa katabaLlah ilainaa"

Musibah adalah salah satu bentuk ujian duniawi yang akan setiap manusia hadapi. Mengapa bersifat duniawi? Sebab seorang manusia hanya akan merasakan musibah tersebut selama Ia berda di dunia. Sementara ketika Ia sudah berada di akhirat maka yang akan dirasa tinggalah hasil dari apa yang ia usahakan di dunia. Terlebih bagi seorang mukmin yang Allah cintai, maka Allah akan mengujinya. Maka kita pun dapat menebak oang-orang yang Allah amat cintai sehingga Allah sebut sebagai kekasih Nya adalah para nabi dan rasul sebab merekalah yang Allah uji dengan ujian-ujian besar. Dalam sebuah riwayat Rasulullah mengatakan,

"Apabila Allah mencintai seorang hamba maka dia akan diuji agar Allah mendengar permohonannya (ratapannya)."
~ Hadist Riwayat Baihaqi ~

Sayangnya seseorang terkadang lebih peka dengan kode yang berasal dari manusia, namun tidak peka dengan kode yang diberikan oleh Rabb-nya. Sebab melalui ujian itu Allah ingin seorang hamba kembali mengingat-Nya, berkeluh kesah, curhat dalam setiap munajatnya. Tidaklah Allah menguji seorang mukmin melainkan Allah ingin memberikan kebaikan baginya. Dalam riwayat lain Rasulullah bersabda:

"Seseorang akan diuji terus menerus sehingga dia berjalan di muka bumi ini bersih dari dosa-dosanya.” 
~ Hadist riwayat Bukhari ~

Itulah sebabnya kalimat Laa yushiibanna illa maa katabaLlah ilainaa menjadi salah satu prinsip hidup yang dipegang dengan baik oleh generasi terbaik umat. Sebab makna dari kalimat tersebut bukanlah "tidak akan menimpa kami kecuali apa-apa yang telah Allah tetapkan bagi kami." 

Lebih dari itu, makna dari kalimat ini adalah "tidak akan menimpa kami kecuali apa-apa yang telah Allah tetapkan pahala surganya bagi kami." Lihatlah betapa santun serta indahnya baik sangka yang dilakukan para sahabat kepada Rabb mereka. Berbaik sangka kepada sesama, terlebih kepada Allah memang sudah menjadi akhlaq dari generasi utama ini. Meski mungkin sulit dilakukan oleh kita, jangan menyerah untuk berusaha :)

Penggunaan ilainaa dan 'alainaa dalam bahasa Arab pun memiliki pemaknaan yang berbeda. 'Alaina sebagaimana dapat ditemukan dalam ayat Allah lainnya biasa digunakan untuk memberikan sebuah keburukan seperti adzab bagi kaum-kaum yang mendustakan kekasih-kekasih Nya. 'Ala berarti di atas, maka 'alaina akan berarti ditimpakan atas kami. Sementara kata ila, Allah banyak sampaikan dalam Al Qur'an ketika Allah hendak memberikan karunia kepada hamba Nya.

Maka bagi seseorang, musibah dapat Ia pandang sebagai sebuah kebaikan sehingga Ia dapat menjalankannya dengan suka cita, atau justru sebagai beban sehingga Ia menjalankannya seraya bermuram durja. Padahal musibah adalah kesempatan bagi seorang hamba untuk dapat membuat malaikat cemburu dan takjub kepadanya :)

"Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi seseorang maka dipercepat tindakan hukuman atas dosanya (di dunia) dan jika Allah menghendaki bagi hambanya keburukan maka disimpan dosanya sampai dia harus menebusnya pada hari kiamat. 
 ~ Hadist riwayat Tirmidzi dan Al-Baihaqi ~

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar